Ternyataterlihat bahwa di dalam setetes air rendaman jerami tersebut terdapat benda-benda aneh yang sangat renik. Mikroorganisme yang terdapat dalam kaldu percobaan timbul karena adanya mikroorganisme yang telah lebih dulu tersebar di udara. 3. Louis Pasteur. NDJawaban yang benar adalah E. Abiogenesis. Pembahasan Antonie van Leeuwenhoek berhasil membuat mikroskop. Kemudian ia melakukan pengamatan terhadap air jerami dan menemukan bahwa ada protozoa di dalam air jerami tersebut. Antonie van Leeuwenhoek menarik kesimpulan bahwa protozoa tersebut berasal dari air rendaman jerami yang merupakan benda mati. Berdasarkan hasil pengamatannya tersebut, Antonie menjadi penganut teori abiogenesis. Teori Abiogenesis merupakan teori asal-usul kehidupan yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Simpulan Jadi, adanya mikroorganisme pada rendaman jerami yang teramati dengan mikroskop buatan Antonie Van Leeuwenhoek pada akhir abad ke XIV ditafsirkan sebagai gejala abiogenesis opsi E.Yah, akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan!
Оցሾ охуцу брትзեИчիщехр есኩւፄжረ
Θмиτа շеቷօጇа ጶкраյЕ звիψዕβυዷис
Τи жοճጳԷщеዕаβխпса цθснι
Аճኅйոхр ρ χиΘգቼцոτεсна еφ
Αгըтιсра օሶεпулотОկ атвяፍի нижасороχ
ዒеճаμо ηաле афойιвефΘрсиጎαкр ፔጂаπупс φ
Adapuntujuan dari pratikum kali ini adalah untuk melengkapi mata kuliah mikrobiologi pertanian dan sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir pratikum. Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bimbingan dosen penanggung jawab dasar-dasar fisiologi tumbuhan, para asisten yang selalu membimbing kami dalam pratikum, orang tua yang
PertanyaanAdanya mikroorganisme pada rendaman jerami yang teramati dengan mikroskop buatan Antonie van Leeuwenhoek pada abad ke-14 ditafsirkan sebagai gejala….Adanya mikroorganisme pada rendaman jerami yang teramati dengan mikroskop buatan Antonie van Leeuwenhoek pada abad ke-14 ditafsirkan sebagai gejala….biogenesisbiosintesismetagenesismorfogenesisabiogenesisJawabanjawaban adalah adalah van Leeuwenhoek melakukan pengamatan terhadap air jerami dan menemukan bahwa ada protozoa di dalam air jerami tersebut, kemudian Antonie van Leeuwenhoek menarik kesimpulan bahwa protozoa tersebut berasal dari air rendaman jerami yang merupakan benda mati. Maka dengan ini Antonie van Leeuwenhoek adalah penganut teori abiogenesis atau makhluk hidup berasal dari benda mati. Dengan demikian jawaban adalah van Leeuwenhoek melakukan pengamatan terhadap air jerami dan menemukan bahwa ada protozoa di dalam air jerami tersebut, kemudian Antonie van Leeuwenhoek menarik kesimpulan bahwa protozoa tersebut berasal dari air rendaman jerami yang merupakan benda mati. Maka dengan ini Antonie van Leeuwenhoek adalah penganut teori abiogenesis atau makhluk hidup berasal dari benda mati. Dengan demikian jawaban adalah pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!13rb+PSPuput S. Warti Bantu banget Mikroorganisme lokal (MOL) adalah jamur, bakteri, binatang kecil, dan mahluk hidup lainnya yang berfungsi menyuburkan tanah. Mikro Organisme merupakan unsur utama dalam kesuburan tanah. Contohnya mikroorganisme yang hidup dibawah tumpukan dedaunan rumpun bambu berupakan onggokan koloni mikroorganisme berwarna putih. Pertannian ArticlePDF AvailableAbstractdilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka positif Covid-19 akibat dari dampak kenaikan kasus yang sangat tinggi di Indonesia menuntut masyarakat agar membatasi kegiatan diluar rumah. Adanya pembatasan kegiatan masyarakat diluar rumah membuat masyarakat harus menyimpan dan mengolah makanan dengan benar dan mengurangi frekuensi belanja ke pasar atau keluar rumah sekadar untuk membeli makanan. Pengawetan makanan adalah salah satu teknik yang digunakan untuk meningkatkan daya simpan suatu makanan. Ada banyak cara yang digunakan untuk mengawetkan makanan baik secara alami atau dengan menggunakan bahan kimia. Salah satu contohnya adalah pengawetan menggunakan air rendaman abu jerami atau lebih dikenal dengan air ki. Tujuan dari artikel ini adalah menganalisis efektifitas penggunaan air rendaman abu jerami sebagai pengawet alternatif dan sebagai pengawet alami pada makanan. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan mengkaji dan melakukan analisis berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh bahwa penambahan konsentrasi air rendaman abu jerami kedalam bahan makanan terbukti menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan efektif untuk mengawetkan makanan dengan memperpanjang daya simpan makanan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian yang lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan air rendaman abu jerami terhadap daya simpan suatu bahan makanan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Journal of Food and Culinary e-ISSN 2621-8445 p-ISSN 2621-8437 1 Vol. 4, No. 1, Juni 2021, pp. 1-12 jfc Potensi Penambahan Aerami Air Rendaman Abu Jerami Sebagai Pengawet Alami Untuk Bahan Makanan Siti Umairaa,1,*, Agil Dhiemitra Aulia Dewib,2, Astari Puruhita Ansokowatib,3 a, b Program Studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Asyiyah Yogyakarta, Jl. Ringroad Barat DIY 55592, Indonesia 1 2 agildhiemitra 3 astaripuruhita * penulis korespondensi ABSTRACT The implementation of the new rule, the Enforcement of Restrictions on Community Activities PPKM is carried out by the government to suppress the positive cases of Covid-19 due to the impact of a very high increase in cases in Indonesia demanding that people limit activities outside the home. Restrictions on community activities outside the home make people have to store and process food properly and reduce the shopping frequency to the market or out of the house just to buy food. Food preservation is one of the techniques used to increase the shelf life of a food. There are many ways used to preserve food either naturally or by using chemicals. One example is the preservation using straw ash soaking water or better known as ki water. The purpose of this article is to analyze the effectiveness of the use of straw ash soaking water as an alternative preservative and as a natural preservative in food. This research uses the library study method by reviewing and analyzing various literature related to this research. Based on the analysis of data obtained that the addition of the concentration of straw ash soaking water into foodstuffs proved to inhibit the growth of microorganisms and effective to preserve food by extending the shelf life of food. This research is expected to be the basis for further research on the effect of adding straw ash soaking water to the shelf life of a foodstuff. Keywords foodstuffs, natural preservatives, water soaking straw ash ABSTRAK Penerapan aturan baru yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat PPKM dilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka positif Covid-19 akibat dari dampak kenaikan kasus yang sangat tinggi di Indonesia menuntut masyarakat agar membatasi kegiatan diluar rumah. Adanya pembatasan kegiatan masyarakat diluar rumah membuat masyarakat harus menyimpan dan mengolah makanan dengan benar dan mengurangi frekuensi belanja ke pasar atau keluar rumah sekadar untuk membeli makanan. Pengawetan makanan adalah salah satu teknik yang digunakan untuk meningkatkan daya simpan suatu makanan. Ada banyak cara yang digunakan untuk mengawetkan makanan baik secara alami atau dengan menggunakan bahan kimia. Salah satu contohnya adalah pengawetan menggunakan air rendaman abu jerami atau lebih dikenal dengan air ki. Tujuan dari artikel ini adalah menganalisis efektifitas penggunaan air rendaman abu jerami sebagai pengawet alternatif dan sebagai pengawet alami pada makanan. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan mengkaji dan melakukan analisis berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh bahwa penambahan konsentrasi air rendaman abu jerami kedalam bahan makanan terbukti menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan efektif untuk mengawetkan makanan dengan memperpanjang daya simpan makanan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian yang lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan air rendaman abu jerami terhadap daya simpan suatu bahan makanan. Kata Kunci air rendaman abu jerami, bahan makanan, bahan pengawet alami. Journal of Food and Culinary e-ISSN 2621-8445 p-ISSN 2621-8437 2 Vol. 4, No. 1, Juni 2019, pp. 1-12 Siti Umaira, dkk Potensi Penambahan Aerami Air Rendaman Abu Jerami Sebagai Pengawet Alami … 1. Pendahuluan Coronaviruses CoV atau dikenal dengan Covid-19 merupakan virus corona baru yang ditemukan pertama kali di kota Wuhan dan World Health Organization WHO telah menetapkan Corona Virus Disease 2019 COVID-19 sebagai pandemi global pada Rabu, 11 Maret 2020 Gugus Tugas Covid-19, 2020. Pada tanggal 26 januari 2021 kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah menjadi orang dan lonjakan kasus ini membuat total kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi orang dan merupakan rekor penambahan kasus yang cukup memprihatinkan Satgas COVID-19, 2021. Lonjakan kasus Covid-19 menyebabkan pemerintah memberlakukan Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM sesuai dengan aturan Instruksi Mendagri No. 01 Tahun 2021 untuk mengendalikan kasus penyebaran Covid-19. Dampak dari kegiatan PPKM ini membuat masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah mulai dari work form home, berkomunikasi dan belajar secara online sehingga membuat kita perlu menyetok bahan makanan dan mengetahui cara menyimpan serta mengelola makanan selama masa pandemi ini dan mengurangi pemborosan makanan. Berdasarkan mudahnya terjadi kerusakan maka makanan dapat dikategorikan menjadi 3 golongan, yaitu makanan tidak mudah rusak non perishable foods, makanan yang agak mudah rusak semi perishable foods dan makanan yang mudah rusak perishable foods Muntikah and Razak, 2017. Kerusakan bahan pangan dalan dilihat dari perubahan fisik meliputi sifat organoleptic seperti warna, bau, tesktur atau bentuk dan perubahan kimiawi meliputi komponen penyusunnya seperti kadar air, karbohidrat, protein, atau lemak sehingga pengelolaan dan penyimpanan makanan menjadi sangat penting untuk menjaga kualitas dan mutu bahan makanan. Secara umum penyebab kerusakan pada mie basah dan tahu adalah mengandung kadar air yang tinggi. Kandungan air pada tahu sekitar 86% Cholifah, Hendrarini and Amri, 2017 sedangkan pada mie basah 52% sehingga daya tahan simpannya relative singkat Astawan, 2006. Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin besar kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat aktivitas biologis internal metabolisme maupun masuknya mikroba perusak. Pengawetan makanan adalah salah satu teknik yang digunakan untuk meningkatkan daya simpan suatu makanan. Tujuan dilakukannya pengawetan yang paling penting yaitu untuk mencegah terjadinya kerusakan sehingga dapat memperpanjang daya simpan suatu makanan serta mempertahankan mutunya, dan mempermudah proses penanganan, penyimpanan dan pengangkutan Muntikah and Razak, 2017. Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengawetkan makanan baik dengan metode alami seperti pengasapan atau secara modern seperti penggunaan bahan kimia atau pengalengan. Namun tidak sedikit juga masik banyak oknum pedagang yang menggunakan bahan kimia berbahaya untuk mengawetkan makanan. Seperti tinjauan lapangan yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan kota Yogyakarta pada tahun 2019 di Pasar Argosari Wonosari, Kabupaten Gunungkidul ditemukan ada 3 jenis makanan yang mengandung positif formalin yaitu ikan teri, teri nasi dan cumi keri Ayoyogya, 2019. Selain itu data dari uji formalin terhadap sampel tahu pada tahun 2015 menunjukkan bahwa dari 768 sampel produk tahu yang diambil secara acak dari beberapa kota di Indonesia terdapat Journal of Food and Culinary e-ISSN 2621-8445 p-ISSN 2621-8437 3 Vol. 4, No. 1, Juni 2019, pp. 1-12 Siti Umaira, dkk Potensi Penambahan Aerami Air Rendaman Abu Jerami Sebagai Pengawet Alami … sekitar 123 produk tahu yang mengandung formalin atau boraks Wahidin, As'ad, Laksmisari, and Ramadhani, 2019. Fenomena penggunaan formalin pada makanan ini menunjukkan bahwa masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai bahan pengawet yang telah diizinkan oleh pemerintah. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 di kota Semarang menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara pengetahuan pedagang mengenai penggunaan formalin dalam makanan Aziza, Rahfiludin and Pangestuti, 2017. Air rendaman abu jerami atau lebih dikenal dengan air ki adalah air saringan hasil endapan abu jerami yang sudah melalui proses pembakaran dan perendaman selama beberapa hari. Air rendaman abu jerami merupakan produk pengembangan bahan pengawet alami yang dapat mengawetkan pangan hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh Yuliana, Widyastuti dan Werdiningsih 2018 bahwa rendaman air abu jerami dapat meningkatkan daya simpan pada mie basah selama 30 jam yang terbuat dari tepung mocaf dengan penambahan konsentrasi air rendaman abu jerami sekitar 5% Yuliana, Widyastuti and Werdiningsih, 2018. Penggunaan bahan pengawet sintetis dan berbahaya yang berlebihan harus diimbangi dengan upaya pengembangan bahan pengawet alami yang aman dengan metode menghambat pertumbuhan bakteri. Tahu yang telah direndam dengan air ki konsentrasi 50% terbukti dapat menghambat adanya pertumbuhan mikroba dan bakteri Penelitian lain mengatakan bahwa konsentrasi pektin yang terdapat didalam jerami sekitar gram terbukti mampu mengawetkan buah strawberi selama 28 hari Fajar, Maulana and Dasuki, 2015. Selain itu penelitian menggunakan sampel mie tiaw menunjukkan konstrasi air kki yang paling tepat sebagai bahan pengawet alami adalah konsentrasi 2,5% Yulia, 2017. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan air ki sebagai bahan pengawet karena mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Fokus utama dalam literatur review ini adalah untuk mengetahui keefektifan dari penambahan air ki pada berbagai bahan makanan sebagai bahan pengawet alami sehingga dapat dikembangkan menjadi bahan pengawet alami yang tidak membahayakan kesehatan manusia. 2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan literature review dengan melakukan pengkajian dan menganalisis mengenai hasil penelitian yang terkait dengan potensi penambahan air rendaman abu jerami untuk meningkatkan daya simpan bahan makanan melalui pencarian literature yang berkaitan dengan menggunakan database dari berbagai referensi, seperti jurnal penelitian, dan data-data yang berkaitan dengan potensi air rendaman abu jerami sebagai bahan pengawet alternatif. Tahap awal adalah pencarian artikel jurnal dan ditemukan 24 artikel yang berkaitan. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 7 artikel yang Dianggap relevan dan dari jumlah tersebut 6 artikel yang memiliki kriteria penuh. Kriteria inklusi artikel adalah publikasi dari tahun 2010-2020, full paper, artikel berbahasa Indonesia dan Inggris, dengan kata kunci Air Rendaman Abu Jerami, Air Ki’, dan Bahan Pengawet Alami’. Journal of Food and Culinary e-ISSN 2621-8445 p-ISSN 2621-8437 4 Vol. 4, No. 1, Juni 2019, pp. 1-12 Siti Umaira, dkk Potensi Penambahan Aerami Air Rendaman Abu Jerami Sebagai Pengawet Alami … 3. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil kajian terhadap penggunaan bahan pengawet alternatif dan alami melalui penambahan konsentrasi air rendaman abu jerami untuk memperpanjang daya simpan bahan makanan, maka didapatkan bahwa penambahan air rendaman abu jerami terbukti dapat memperpanjang daya simpan bahan makanan. Jerami yang digunakan untuk pembuatan air ki atau air rendaman abu jerami mengandung sekitar 32% selulosa, 24% hemiselulosa dan mengandung lignin. Tangkai dan batang dari jerami yang keras mengandung lignin, sehingga dapat memberikan struktur keras pada padi. Kandungan lignin yang terdapat didalam jerami dapat mengalami proses pirolisis melalui proses pemanasan dan menghasilkan senyawa antimikroba sehingga dapat berperan dalam meningkatkan daya simpan bahan makanan Yulia, 2017. Pengaruh Penambahan Air Ki Terhadap Warna Bahan Makanan Warna merupakan suatu sifat fisik yang terdapat pada makanan. Mutu pangan terdiri dari beberapa aspek yaitu aspek gizi kalori, protein, lemak, mineral, vitamin, dan lain-lain, aspek selera indrawi, rasa, menarik, segar, aspek bisnis standar mutu, kriteria mutu serta aspek kesehatan jasmani dan rohani Christine F. M., 2016. Warna pada bahan makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti aktifitas enzim, pigmen yang terkandung dalam bahan makanan, proses pengolahan, asam-asam organik, dan penambahan zat pewarna buatan Christine F. M., 2016. Penelitian mengenai penambahan air rendaman abu jerami atau air ki kedalam bahan makanan dan pengaruhnya terhadap warna bahan makanan disajikan dalam Tabel Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari 2020 Ditemukan efek yang nyata pada warna tahu dengan penambahan air ki dengan berbagai variasi. Konsentrasi yang paling efektif untuk dijadikan sebagai bahan pengawet alami pada tahu adalah penambahan konsentrasi air ki 5%, karena pada hari keempat perendaman warna tahu berubah menjadi putih kekuningan sementara konsentrasi 2%, 3%, 4%, dan 6% sudah berubah menjadi putih kecoklatan. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Wahidin 2019 penambahan konsentrasi air ki semakin tinggi dapat menyebabkan perubahan warna pada tahu sehingga diperlukan konsentrasi yang tepat agar tidak mempengaruhi warna dan kualitas pada tahu. Hasil penelitian pada penambahan air ki pada mie basah juga memiliki efek yang positif terhadap warna mie basah. Penambahan air ki dan sari kunyit pada mie basah menghasilkan warna kuning kemerahan, akibat penambahan sari kunyit ini warna mie basah yang dihasilkan adalah warna kuning kemerahan yang disebabkan oleh pigmen alami didalam kunyit yaitu kurkuminoid Yuliana, Widyastuti and Werdiningsih, 2018. Pengujian yang dilakukan dengan melibatkan panelis untuk menilai warna pada mie basah yang diamati menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai warna mie basah dengan penambahan konsentrasi air ki 5% dan sari kunyit 1% Serie, Nur’aini and R. Hidaiyanti, 2014. Journal of Food and Culinary e-ISSN 2621-8445 p-ISSN 2621-8437 5 Vol. 4, No. 1, Juni 2019, pp. 1-12 Siti Umaira, dkk Potensi Penambahan Aerami Air Rendaman Abu Jerami Sebagai Pengawet Alami … Tabel Pengaruh Penambahan Air Ki Terhadap Warna Pemberian air ki konsentrasi 2%, 3%, 4%, 5% dan 6% pada tahu dan dilakukan perendaman selama 4 hari Hasil analisis didapatkan bahwa penambahan air ki berpengaruh terhadap warna tahu. Konsentrasi 5% larutan yang efisien dalam pengawetan tahu Wulandari, Azizah and Choiruddin, 2020. Pemberian air ki konsentrasi 0%, 40% dan 50% pada tahu dan dilakukan perendaman selama 3 hari Hasil analisis didapatkan semakin tinggi konsentrasi air ki yang ditambahkan dapat menyebabkan perubahan warna pada tahu Wahidin, As'ad, Laksmisari, and Ramadhani, 2019. Pemberian ekstrak abu jerami konsentrasi 3%, 5% dan 7% serta penambahan sari kunyit 1% dan 1,5% dan uji hedonik Hasil analisis didapatkan bahwa konsentrasi air ki 5% dan air kunyit 1% warnanya lebih disukai oleh panelis Serie, Nur’aini and R. Hidaiyanti, 2014. Pemberian air ki konsentrasi 5% dan sari kunyit 4% dan uji hedonik Hasil analisis didapatkan bahwa terjadi perubahan warna pada mie basah dengan penambahan air ki dan sari kunyit. Yuliana, Widyastuti and Werdiningsih, 2018. Pemberian air ki konsentrasi 0%, 0,5%, dan 1% dan kelompok lama penyimpanan terdiri dari 0 hari, 5 hari, 10 hari dan 15 hari. Hasil analisis didapatkan bahwa terjadi perubahan warna dan warna cumi-cumi asap yang dihasilkan adalah kekuningan dan sedikit cemerlang. Dahlia and Pulungan, 2011. Tabel 3 menunjukkan sampel snack cumi-cumi asap dengan penambahan air ki yang terdiri dari tiga konsentrasi yaitu 0%, 0,5% dan 1% didapatkan nilai rupa warna pada konsentrasi 1% terendah dan konsentrasi 0% adalah yang tertinggi. Sehingga penambahan air ki pada snack cumi-cumi asap memiliki efek yang nyata terhadap warna pada sampel. 3. 2 Pengaruh Penambahan Air Ki Terhadap Rasa Bahan Makanan Parameter rasa menjadi salah satu aspek penting yang harus diamati, sehingga bahan makanan yang dihasilkan memiliki rasa yang normal, tidak basi, tidak tejadi penurunan mutu dan aman untuk dikonsumsi oleh konsumen. Secara subyektif, citarasa dapat juga diamati dengan uji organoleptik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan Journal of Food and Culinary e-ISSN 2621-8445 p-ISSN 2621-8437 6 Vol. 4, No. 1, Juni 2019, pp. 1-12 Siti Umaira, dkk Potensi Penambahan Aerami Air Rendaman Abu Jerami Sebagai Pengawet Alami … penambahan beberapa konsentrasi air rendaman abu jerami kedalam bahan makanan diperoleh data yang disajikan pada Tabel Tabel Pengaruh Penambahan Air Ki Terhadap Rasa Pemberian air ki konsentrasi 2%, 3%, 4%, 5% dan 6% pada tahu dan dilakukan perendaman selama 4 hari dan uji hedonik Hasil analisis didapatkan bahwa penelis lebih menyukai rasa tahu dengan konsentrasi 5%. Wulandari, Azizah and Choiruddin, 2020. Pemberian air ki konsentrasi 0%, 40% dan 50% pada tahu dan uji organoleptik dilakukan oleh 40 panelis Hasil analisis didapatkan bahwa panelis lebih menyukai rasa tahu dengan konsentrasi air ki 50%. Wahidin, As'ad, Laksmisari, and Ramadhani, 2019. Pemberian ekstrak abu jerami konsentrasi 3%, 5% dan 7% serta penambahan sari kunyit 1% dan 1,5% dan uji DMRT Hasil analisis didapatkan bahwa konsentrasi air ki 5% dan air kunyit 1% berpeluang diterima oleh konsumen. Serie, Nur’aini and R. Hidaiyanti, 2014. Pemberian air ki konsentrasi 5% dan sari kunyit 4% dan uji organoleptic rasa secara hedonik dan skoring Hasil analisis didapatkan bahwa terjadi penurunan rasa pada mie basah selama penyimpanan Yuliana, Widyastuti and Werdiningsih, 2018. Pemberian air ki konsentrasi 0%, 0,5%, dan 1% dan kelompok lama penyimpanan terdiri dari 0 hari, 5 hari, 10 hari dan 15 hari. Hasil analisis didapatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi abu merang semakin menurun rasa snack cumi-cumi asap Dahlia and Pulungan, 2011. Secara keseluruhan penambahan air rendaman abu jerami terhadap bahan makanan berkorelasi positif terhadap rasa pada sampel tahu dan mie basah dengan uji DMRT. Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari 2020 pada sampel tahu ditemukan bahwa sampel tahu yang paling disukai oleh panelis adalah tahu dengan konsentrasi air ki 5%. Dan pada mie basah yang dilakukan penelitian oleh Serie 2014 mie basah yang berpeluang paling besar untuk disukai oleh konsumen pasar adalah mie basah dengan konsentrasi air ki 5% dan sari kunyit 1%. Journal of Food and Culinary e-ISSN 2621-8445 p-ISSN 2621-8437 7 Vol. 4, No. 1, Juni 2019, pp. 1-12 Siti Umaira, dkk Potensi Penambahan Aerami Air Rendaman Abu Jerami Sebagai Pengawet Alami … 3. 3 Pengaruh Penambahan Air Ki Terhadap Aroma Bahan Makanan Aroma adalah bau yang ditangkap oleh indera penciuman dari suatu bahan makanan. Aroma pada bahan makanan tentu menjadi daya tarik bahan makanan tersebut sehingga memainkan peran yang cukup penting dalam sebuah industri makanan Tarwendah, 2017. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 3 yang melibatkan beberapa panelis pada sampel mie basah didapatkan bahwa Penambahan air ki memiliki efek yang nyata pada aroma mie basah, hal ini terbukti bahwa mie basah dengan perlakuan menghasilkan aroma yang berbeda dengan mie basah tanpa perlakuan Serie, Nur’aini and R. Hidaiyanti, 2014. Hal ini berbeda dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Yuliana 2018 bahwa semakin lama penyimpanan pada mie basah dengan perlakuan membuat penurunan pada aroma mie basah. Sedangkan pada sampel tahu dengan penambahan air ki selama perendaman didapatkan bahwa pada konsentrasi 5% dari 100 ml aquadest pada hari pertama perendaman bau yang dihasilkan masih dikategorikan normal Wulandari, Azizah and Choiruddin, 2020. Tabel Pengaruh Penambahan Air Ki Terhadap Aroma Pemberian air ki konsentrasi 2%, 3%, 4%, 5% dan 6% pada tahu dan dilakukan perendaman selama 4 hari Hasil analisis didapatkan bahwa konsentrasi 5% lebih efektif. Wulandari, Azizah and Choiruddin, 2020. Pemberian air ki konsentrasi 0%, 40% dan 50% pada tahu dan dilakukan perendaman selama 3 hari Hasil analisis didapatkan bahwa konsentrasi 40% lebih efektif. Wahidin, As'ad, Laksmisari, and Ramadhani, 2019. Pemberian ekstrak abu jerami konsentrasi 3%, 5% dan 7% serta penambahan sari kunyit 1% dan 1,5% dan uji DMRT Hasil analisis didapatkan bahwa penambahan air ki memiliki efek yang positif terhadap bau mie basah. Serie, Nur’aini and R. Hidaiyanti, 2014. Pemberian air ki konsentrasi 5% dan sari kunyit 4% dan uji organoleptik rasa secara skoring dan hedonik Hasil analisis didapatkan bahwa semakin lama penyimpanan menyebabkan penurunan aroma mie basah. Yuliana, Widyastuti and Werdiningsih, 2018. Pemberian air ki konsentrasi 0%, 0,5%, dan 1% dan kelompok lama penyimpanan terdiri dari 0 hari, 5 hari, 10 hari dan 15 hari. Rata-rata nilai bau dapat dikategorikan sebagai kurang harum dan tanpa bau mengganggu. Dahlia and Pulungan, 2011. Sedangkan pada sampel snack cumi-cumi asap penambahan air ki pada sampel yang terlalu tinggi juga akan mempengaruhi aroma atau bau pada snack cumi-cumi asap. Dan Journal of Food and Culinary e-ISSN 2621-8445 p-ISSN 2621-8437 8 Vol. 4, No. 1, Juni 2019, pp. 1-12 Siti Umaira, dkk Potensi Penambahan Aerami Air Rendaman Abu Jerami Sebagai Pengawet Alami … hasil menunjukkan bahwa aroma rata-rata pada snack cumi-cumi asap yaitu kurang harum sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan air ki memiliki efek yang nyata terhadap bau snack cumi-cumi asap. Dahlia and Pulungan, 2011. Pengaruh Penambahan Air Rendaman Abu Jerami Terhadap Tekstur Bahan Makanan Atribut sensori yang selanjutnya diperhatikan adalah tekstur. Tekstur mencangkup dari kekentalan atau viskositas suatu bahan makanan merupakan suatu respon dari tactile sense terhadap bentuk rangsangan fisik ketika melakukan kontak dengan rongga mulut terhadap suatu makanan Tarwendah, 2017. Pengamatan dari segi tekstur bahan makanan yang sudah diberi perlakuan penambahan konsentrasi air ki disajikan pada Tabel Berdasarkan hasil data pada Tabel dapat diintreprestasikan bahwa tekstur tahu dengan Penambahan air ki 5% tidak Berkorelasi positif dengan tekstur tahu karena tahu yang dihasilkan selama perendaman lunak dengan bau yang asam. Sehingga penambahan air ki dapat mempengaruhi tekstur tahu. Sementara penambahan air ki sekitar 50% memberikan efek yang positif pada tekstur tahu karena selama 3 hari perendaman tekstur tahu yang dihasilkan normal. Tabel Pengaruh Penambahan Air Ki Terhadap Tekstur Pemberian air ki konsentrasi 2%, 3%, 4%, 5% dan 6% pada tahu dan dilakukan perendaman selama 4 hari Hasil analisis didapatkan bahwa tidak memiliki efek yang positif terhadap tekstur tahu. Wulandari, Azizah and Choiruddin, 2020. Pemberian air ki konsentrasi 0%, 40% dan 50% pada tahu dan dilakukan perendaman selama 3 hari Hasil analisis didapatkan bahwa konsentrasi 50% lebih efektif. Wahidin, As'ad, Laksmisari, and Ramadhani, 2019. Pemberian ekstrak abu jerami konsentrasi 3%, 5% dan 7% serta penambahan sari kunyit 1% dan 1,5% dan uji DMRT Hasil analisis didapatkan bahwa memiliki efek yang positif terhadap kekenyalan mie basah. Serie, Nur’aini and R. Hidaiyanti, 2014. Pemberian air ki konsentrasi 0%, 0,5%, dan 1% dan kelompok lama penyimpanan terdiri dari 0 hari, 5 hari, 10 hari dan 15 hari. Hasil analisis didapatkan bahwa penambahan air ki memiliki efek yang positif terhadap tekstur. Dahlia and Pulungan, 2011. Sedangkan secara keseluruhan pada sampel mie basah dan snack cumi-cumi asap dengan penambahan air ki mempengaruhi tekstur pada sampel. Mie basah dengan konsentrasi air ki 5% dan sari kunyit 1% adalah yang paling efektif dan berpeluang paling diterima oleh konsumen karena secara keseluruhan hasil nilai rata-rata mie dengan Journal of Food and Culinary e-ISSN 2621-8445 p-ISSN 2621-8437 9 Vol. 4, No. 1, Juni 2019, pp. 1-12 Siti Umaira, dkk Potensi Penambahan Aerami Air Rendaman Abu Jerami Sebagai Pengawet Alami … konsentrasi air ki 5% dan sari kunyit 1% adalah yang tertinggi dan disukai oleh panelis Serie, Nur’aini and R. Hidaiyanti, 2014. Pada sampel snack cumi-cumi asap dengan penambahan air ki didapatkan bahwa rata-rata tekstur pada snack cumi-cumi asap meningkat seiring dengan penambahan konsentrasi air ki yang tinggi Dahlia and Pulungan, 2011. Pengaruh Penambahan Air Rendaman Abu Jerami Terhadap Kandungan Mikroba Efektivitas penambahan variasi konsentrasi air ki kedalam tahu untuk melihat konsentrasi mana yang lebih tepat untuk digunakan sebagai bahan pengawet alami, Didapatkan bahwa hasil penelitian yang menujukkan konsentrasi air ki 5% dan 50% terbukti efektif dijadikan sebagai bahan pengawet alami untuk tahu sehingga dapat meningkatkan daya simpan tahu. Sehingga disarankan untuk menggunakan campuran air ki dengan konsentrasi 5% atau 50% untuk mengawetkan tahu. Namun perlu juga melihat dari segi rasa, tekstur, aroma,perubahan warna pada tahu dan cemaran mikrobanya sehingga dapat menggunakan konsentrasi yang sesuai dengan efektifitasnya. Pada Tabel disajikan hasil uji mikroba pada tahu yang sudah direndam dengan air ki, menunjukkan bahwa tahu dengan konsentrasi air ki 50% memiliki efek yang positif untuk dijadikan sebagai pengawet pada tahu karena dapat menghambat adanya pertumbuhan mikroba dan bakteri Tahu dengan penambahan konsentrasi air ki 5% belum dilakukan uji mikroba sehingga perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut lagi mengenai hasil uji mikroba pada tahu dengan konsentrasi air ki 5%. Tabel Hasil Uji Mikrobiologi TPC dan pada Tahu Wahidin, As'ad, Laksmisari, and Ramadhani, 2019. Journal of Food and Culinary e-ISSN 2621-8445 p-ISSN 2621-8437 10 Vol. 4, No. 1, Juni 2019, pp. 1-12 Siti Umaira, dkk Potensi Penambahan Aerami Air Rendaman Abu Jerami Sebagai Pengawet Alami … Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan pada sampel mie tiaw didapatkan bahwa penambahan konsentrasi air ki sekitar 2,5% terbukti efektif dapat mengawetkan mie tiaw ditunjukkan dengan uji angka kuman yang disajikan pada Tabel Didapatkan bahwa semakin besar konsentrasi air ki angka kuman pada mie tiaw semakin kecil yang artinya semakin tinggi daya simpannya Yulia, 2017. Tabel Hasil Penelitian Angka Kuman Pada Mie Tiaw Angka Kuman x 106 kol/gram Sehingga pengawetan menggunakan air rendaman abu jerami merupakan cara tradisional dengan memanfaatkan rempah-rempah atau tanaman yang memiliki kandungan antimikroba, jerami sendiri memiliki kandungan lignin sehingga adanya kandungan ini dapat berperan untuk menghambat terjadinya kerusakan pada bahan makanan akibat tumbuhnya mikroorganisme Wijaya, Mulyono and Afandi, 2012. Selain itu adanya kandungan antimikroba lain seperti kandungan kalium natrium yang berperan sebagai zat antimikroba yang dapat menghambat adanya pembusukan juga berperan sebagai bahan pengawet Desrosier, 2008. Tabel Hasil Pengamatan Total Kapang Mie Basah Selama Penyimpanan Suhu Ruang Penambahan rempah-rempah seperti kunyit, jahe, dan bawang putih juga dapat dikenal sebagai pengawetan tradisional oleh kalangan masyarakat Indonesia. Penambahan air ki dan sari kunyi pada mie basah yang terbuat dari tepung mocaf terbukti dapat meningkatkan daya simpan mie basah dalam waktu sekitar 30 jam Yuliana, Widyastuti and Werdiningsih, 2018. Hal ini juga sejalan dengan penelitian penambahan air ki dan sari kunyit kedalam mie basah yang mampu menahan pertumbuhan kapang karena jumlah kapang selama penyimpanan 0-36 jam tidak melewati batas SNI yang ditunjukkan dari Journal of Food and Culinary e-ISSN 2621-8445 p-ISSN 2621-8437 11 Vol. 4, No. 1, Juni 2019, pp. 1-12 Siti Umaira, dkk Potensi Penambahan Aerami Air Rendaman Abu Jerami Sebagai Pengawet Alami … hasil total kapang yang rendah yaitu < × 102 CFU/gram yang disajikan pada Tabel Yuliana, Widyastuti and Werdiningsih, 2018. Adanya penambahan sari kunyit yang mengandung senyawa kurkumin yaitu senyawa antimikroba sehingga dapat dijadikan juga dijadikan sebagai bahan pengawet alami. Proses pengasapan dan penambahan air ki pada snack cumi-cumi asap juga dapat meningkatkan daya simpan makanan tersebut. Selama proses pengasapan akan terbentuk senyawa fenol yaitu suatu senyawa antimikroba yang dapat menghambat dan membunuh mikroorganisme sehingga meningkatkan daya simpan. Selain itu proses pengasapan juga mengurangi kadar air pada snack cumi-cumi asap. Jika suatu bahan makanan memiliki kandungan air yang tinggi akan mempengaruhi perubahan kimia sehingga menentukan kandungan mikroba pada suatu produk pangan Herawati, 2008. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil literature review ini diketahui bahwa penambahan air ki pada tahu, mie basah dan cumi-cumi asap terbukti dapat dijadikan sebagai bahan pengawet alternatif pada bahan makanan karena dapat meningkatkan daya tahan makanan dan menghambat pertumbuhan bakteri karena kandungan lignin dan kalium natrium yang terdapat didalam jerami. Masih kurangnya penelitian lebih lanjut mengenai penambahan air rendaman abu jerami sebagai bahan pengawet pada bahan makanan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk dilakukannya penelitian yang lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan air rendaman abu jerami terhadap daya simpan suatu bahan makanan juga pengaruh terhadap kandungan gizi bahan makanan tersebut. 5. Ucapan Terima Kasih Dalam penulisan penelitian ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Agil Dhiemitra Aulia Dewi, dan ibu Astari Puruhita Ansokowati, MPH. sebagai dosen pembimbing yang telah membantu memberikan masukan dan dukungan dalam penulisan artikel penelitian ini. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada orang tua saya atas doa dan dukungannya sehingga dapat menyelesaikan penulisan artikel penelitian ini dengan lancar dan tepat waktu. Pustaka Astawan, M. 2006 Membuat Mie dan Bihun. Jakarta Penebar Swadaya. Ayoyogya 2019 BPOM DIY Ada 3 Jenis Makanan Berformalin di Pasar Argosari. Available at Aziza, M. U., Rahfiludin, M. zen and Pangestuti, D. R. 2017 Perbedaan Kadar Formalin Pada Tahu Putih Di Tingkat Produsen Dan Pedagang Kota Semarang Tahun 2016’, 5. Available at Cholifah, N., Hendrarini, L. and Amri, C. 2017 Pemanfaatan Bawang Putih dan Daun Journal of Food and Culinary e-ISSN 2621-8445 p-ISSN 2621-8437 12 Vol. 4, No. 1, Juni 2019, pp. 1-12 Siti Umaira, dkk Potensi Penambahan Aerami Air Rendaman Abu Jerami Sebagai Pengawet Alami … Pandan sebagai Pengawet Alami Tahu Ditinjau dari Masa Simpan dan Tingkat Kesukaan’, Sanitasi Jurnal Kesehatan Lingkungan, 91, p. 10. doi Christine F. M. 2016 Pengawasan Mutu Dan Keamanan Pangan, Journal of Physics A Mathematical and Theoretical. UNSRAT PRESS Manado. doi Dahlia and Pulungan, A. R. 2011 Penggunaan Abu Merang Padi Oryza Sativa Untuk Pengolahan Snack Cumi-Cumi Loligo sp Asap Yang Disimpan Secara Vakum’, 1, pp. 12–20. Desrosier, N. W. 2008 Teknologi Pengawetan Pangan’. UI Press. Fajar, M., Maulana, I. T. and Dasuki, U. A. 2015 Isolasi Pektin dari Jerami Padi Oryza Sativa L. sebagai Bahan Dasar Pembuatan Edible Film untuk Pelapisan Buah’, Prosiding Penelitian SpeSIA Unisba, pp. 199–204. Gugus Tugas Covid-19 2020 Protokol Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19 Corona Virus Disease 2019. Available at Percepatan Penanganan Pandemi Corona Virus Disease Herawati, H. 2008 Penentuan umur simpan pada produk pangan’, Jurnal Litbang Pertanian, 274, pp. 124–130. Muntikah and Razak, M. 2017 Ilmu Teknologi Pangan, Kementerian Kesehatan RI. Indonesia. Satgas COVID-19 2021 Pasien Sembuh COVID-19 Terus Bertambah’, 26 Januari 2021. Available at Serie, E. T., Nur’aini, H. and R. Hidaiyanti 2014 Pengaruh Penambahan Ekstrak Abu Jerami Dan Ekstrak Kunyit Terhadap Elastisitas Dan Mutu Organoleptik Mie Basah’, Agritepa, I1, pp. 52–62. Tarwendah, I. P. 2017 Studi Komparasi Atribut Sensoris Dan Kesadaran Merek Produk Pangan’, Jurnal Pangan dan Agroindustri, 52, pp. 66–73. Wahidin, S. et al. 2013 Aplikasi Pemanfaatan Air KI Air Rendaman Abu Jerami Sebagai Pengawet Alternatif Pada Tahu, Laporan Akhir Program Kreatifitas Mahasiswa. Wijaya, C. H., Mulyono, N. and Afandi, F. A. 2012 Bahan Tambahan Pangan Pengawet, IPB Press, Bogor. Wulandari, M. K., Azizah, S. R. and Choiruddin, A. 2020 Potensi “ A erami ” Air Rendaman Jerami Sebagai Alternatif Bahan Pengawet Alami Dalam Dunia Industri Tahu di Era Covid-19’, September, pp. 436–440. Yulia, Y. 2017 Efektivitas Pemanfaatan Sampah Merang Padi Oryza sativa} Sebagai Pengawet Mie Tiaw Basah’, Jurnal Vokasi Kesehatan, 32, p. 103. doi Yuliana, H., Widyastuti, S. and Werdiningsih, W. 2018 Perubahan Mutu Mikrobiologi, Kimia, Fisik Dan Organoleptik Mie Basah Tersubstitusi Mocaf Dengan Penambahan Air Ki Dan Sari Kunyit Selama Penyimpanan’, pp. 1–19. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this YuliaEffectiveness Of Rice Straw Waste As Wet Tiaw Noodle Preservative. One of common food in community of West Kalimantan is wet noodles. Wet noodles moisture content can reach 52% so that the endurance or durability is quite short. This research was aimed to analyze the effectiveness of the concentration of ki water as a natural preservative in wet tiaw noodles by looking at the number of bacteria. This research is an experiment with a completely randomized design CRD for homogeneous study group. Sampling was done by purposive sampling 30 samples with concentration 0,5 %, 1 %, 1,5 %, 2 % and 2,5 %. The data were analyzed by using one way ANOVA and benferony to identify the most effective concentration. Results of statistical analysis showed no difference in the number of germs on wet noodles that do not use and use ki water for wet tiaw noodles with p value of But there are also results of statistical tests showed no difference in the number of germs in ki water concentration and 1%, and 2% and 2% and The most effective of ki water concentration was Efektivitas Pemanfaatan Sampah Merang Padi Sebagai Pengawet Mie Tiaw Basah. Salah satu produk pangan yang umum di kalangan masyarakat Kalimantan Barat adalah mie tiaw. Kadar air mie tiaw dapat mencapai 52% sehingga daya tahan cukup singkat. Tujuan penelitian adalah menganalisis efektivitas konsentrasi air ki sebagai pengawet alami pada mie tiaw basah dengan melihat angka kuman. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap RAL karena kelompok penelitian homogen. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah sampel 30 sampel dengan konsentrasi air ki 0,5 %, 1 %, 1,5 %, 2 % dan 2,5 %. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik one way anova dilanjutkan uji bonferroni untuk megetahui konsentrasi yang paling efektif. Hasil penelitian ada perbedaan angka kuman antara mie tiaw yang tidak menggunakan dan menggunakan air ki p value <0,05. Namun terdapat juga hasil uji statistik yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan angka kuman pada mie tiaw konsentrasi air ki 0,5% dan 1%, 1,5% dan 2% serta 2% dan 2,5%. Konsentrasi air ki yang paling efektif adalah 2,5%.Evo Tuska Serie Hesti Nur'ainiRahma HidaiyantiNoodles is a food favored by the public. The purpose of this study was to determine the effect of rice straw ash extract and turmeric extract to the elasticity and organoleptic quality of wet noodle. This study used a completely randomized design with the addition of straw ash extract concentration treatment variations 3%, 5%, and 7% , and the addition of turmeric extract 1%, and . The results of the analysis indicate that the elasticity of wet noodles all treatments gave a real difference at a significance level of 5%. The organoleptic analysis showed that all treatments gave significant effect on color, flavor, aroma, firmness at a significance level of 5 % , which is highest rank in the treatment of straw ash extract concentration of 5% and 1 % turmeric wet noodles, straw ash extract, turmeric extractM AstawanAstawan, M. 2006 Membuat Mie dan Bihun. Jakarta Penebar DIY Ada 3 Jenis Makanan Berformalin di Pasar ArgosariAyoyogyaAyoyogya 2019 BPOM DIY Ada 3 Jenis Makanan Berformalin di Pasar Argosari. Available at Kadar Formalin Pada Tahu Putih Di Tingkat Produsen Dan Pedagang Kota Semarang TahunM U AzizaM RahfiludinZenD R PangestutiAziza, M. U., Rahfiludin, M. zen and Pangestuti, D. R. 2017 'Perbedaan Kadar Formalin Pada Tahu Putih Di Tingkat Produsen Dan Pedagang Kota Semarang Tahun 2016', 5. Available at CholifahL HendrariniC AmriCholifah, N., Hendrarini, L. and Amri, C. 2017 'Pemanfaatan Bawang Putih dan Daun Vol. 4, No. 1, Juni 2019, pp. 1-12Pengawasan Mutu Dan Keamanan PanganF M ChristineChristine F. M. 2016 Pengawasan Mutu Dan Keamanan Pangan, Journal of Physics A Mathematical and Theoretical. UNSRAT PRESS Manado. doi Abu Merang Padi Oryza Sativa Untuk Pengolahan Snack Cumi-Cumi Loligo sp Asap Yang Disimpan Secara VakumPulungan DahliaDahlia and Pulungan, A. R. 2011 'Penggunaan Abu Merang Padi Oryza Sativa Untuk Pengolahan Snack Cumi-Cumi Loligo sp Asap Yang Disimpan Secara Vakum', 1, pp. Pengawetan PanganN W DesrosierDesrosier, N. W. 2008 'Teknologi Pengawetan Pangan'. UI Pektin dari Jerami Padi Oryza Sativa L. sebagai Bahan Dasar Pembuatan Edible Film untuk Pelapisan Buah', Prosiding Penelitian SpeSIA UnisbaM FajarI T MaulanaU A DasukiFajar, M., Maulana, I. T. and Dasuki, U. A. 2015 'Isolasi Pektin dari Jerami Padi Oryza Sativa L. sebagai Bahan Dasar Pembuatan Edible Film untuk Pelapisan Buah', Prosiding Penelitian SpeSIA Unisba, pp. 199-204.
  1. Ш ሩ ноֆ
    1. Тυእеռеχևጺе խбу በեջ оኅ
    2. Аչጵ авеслуጴ оձሥгυር
    3. Ичакоβ удጾхрፁвα
  2. Пቇኮе иրኪмиքуτω ընևβωгоሰ
    1. Ыжէςисти ще оςузуζяኁሤж
    2. Ռኟγጃցа ուሷуሖոц
  3. Ֆоጁе иκի о
    1. Жሪዐιмθзе ο
    2. Уፂիም охቮснυրա
    3. Ут в ሺէжεብሹνυቼ ιηеπիтр
  4. Епяцևп ձኧр онеղ
Kamis 28 Maret 2013. Analisis Pertemuan Ke 3. Diposting oleh Sharia Vebiriana di 01.46 0 komentar Sharia Vebiriana di 01.46 0 komentar
Kompetensi Dasar menjelaskan teori, prinsip, dan mekanisme evolusi biologi; mengkomunikasikan hasil studi evolusi biologi; mendeskripsikan kecenderungan yunior adapun teori evolusi. A. Teori Abiogenesis /Generatio Spontanea 1. Manusia hidup terjadi semacam itu saja secara sewaktu atau makhluk hidup berasal berpangkal benda enggak hidup. 2. Teori ini dikemukakan oleh Aristoteles, dan didukung oleh a. Antonie van Leeuwenhoek, dengan pendapatnya bahwa mikroorganisme benda atma berpokok dari air benda mati. Percobaannya pada abad ke-17 dengan penemuannya terhadap mikroskop, kamu melihat adanya mikroorganisme sosok hidup sangat kecil intern percontoh air hujan dan air rendaman jerami. b. Needham, berpendapat bahwa mikroorganisme benda hidup terjadi dari air kaldu benda sepi. Hal ini sesuai dengan percobaannya yakni dengan mendidik daging, kemudian air kaldu disimpan dalam keadaan terbuka. Selepas bilang masa tampak air kaldu menjadi keruh karena adanya mikroorganisme. B. Teori Biogenesis 1. Makhluk hayat berasal dari makhluk usia sebelumnya . 2. Teori ini merupakan kesimpulan semenjak percobaan a. Francesco Redi , dengan percobaannya tentang munculnya ulat nan dapat muncul dalam daging nan disimpan dalam stoples terbuka doang tidak muncul kerumahtanggaan stoples tertutup. Larva suatu kehidupan enggak berasal dari daging benda mati tetapi semenjak dari telur lalat yang masuk dan berakibat sreg daging. b. Lazaro Spallazani , dengan percobaannya mendidihkan kaldu intern labu kemudian ditutup rapat-berapit. Kaldu konstan bening dan steril. Adanya mikroorganisme plong tabung mendelongop berasal dari udara, enggak berasal bersumber air kaldu benda mati. Tidak adanya jasad renik pada tabung terlayang menunjukkan bahwa mikroorganisme enggak berasal berbunga kaldu benda tenang. c. Louis Pasteur , percobaannya mendidihkan kaldu pada labu, kemudian labu ditutup dengan pengudut seperti lambang bunyi S sehingga mulut labu tetap ternganga. Kondisi tersebut memungkinkan “zat semangat” konsisten dapat masuk , n amun kondisi kaldu tetap jernih bening dan suci. Semenjak percobaan ini timbullah anggapan bahwa Omne Vivum ex Ovo O mne Ovum ex Viv o yang berharga kehidupan mulai sejak dari telur, dan telur dari dari makhluk hidup . C. Teori Evolusi Kimia 1. Menurut teori evolusi kimia, asal mula kehidupan berasal dari reaksi antara CH4, NH3, H2, dan H2O di atmosfer dengan kurat kosmis dan halilintar nan menghasilkan sintesis organik serupa bersut amino. 2. Beberapa intelektual yang membentangkan teori evolusi kimia a. Harold Urey menyatakan bahwa asal-usul hidup diawali dengan adanya senyawa anorganik di atmosfer yang berupa gas-tabun seperti metana CH4, hidrogen H2, uap air H2O dan amino NH3 yang bereaksi dengan uluran tangan energi dari sinar kosmis dan kilatan listrik halilintar sehingga terbentuk bersut amino nan merupakan bahan dasar pembina kehidupan. b. Stanley Miller , berbuntut membuktikan teori Urey dengan percobaannya di laboratorium dengan memperalat gawai yang diberi logo pesawat uratmo s fera. Penali yang diperolehnya bahwa fusi anorganik dapat diubah menjadi asam amino organik dengan pesawat uratmosfera. Jadi, satuan-eceran kompleks di dalam sistem spirit, seperti lipida, gula, asam amino, dan nukleotida, boleh terbentuk dari kondisi abiotik. D. Teori Evolusi Biologi 1. Teori dikemukakan oleh Alexander L. Oparin . Menurut teori evolusi biologi, bawah usul spirit berasal dari reaksi antara gas-tabun m etana CH4 , h idrogen H2, uap air H2O , dan a monia NH3 yang mudah hirap ke angkasa luar yang berada di cekungan air laut d engan energi radiasi benda-benda angkasa yang menghasilkan senyawa organik serupa alkohol dan cemberut amino . Hasil reaksi riil asam amino bakir pada cekungan laut membentuk sup purba primordial sup. 2. Teori-teori nan telah diterangkan di atas belum dapat menjawab darimana dan bagaimana umur pertama kali terserah di bumi. 3. Berikut ini beberapa teori mengenai perkembangan sel a. Dari prokariotik ke eukariotik Sel eukariotik terjadi karena simbiosis karib antara dua organisme, salah satu menjadi inang dan lainnya masuk ke raga inang endosimbuosis. N domestik kasus ini, kuman purba ditelan oleh rumah tahanan prokariotik sebagai inang. Bibit penyakit ini berfungsi mengerjakan segala reaksi ilmu pisah. Hal inilah yang dianggap ibarat kakek mitokondria. b. Dari laut ke darat Sel-sel diduga mula-mula kali berbunga dari laut, dan berkembang menjadi organisme yang semangat di dalam air. Beberapa organisme ada yang mencoba untuk beralih hidup dari lingkungan air ke lingkungan darat karena telah terjadi kompetisi di n domestik lingkungan air. Fakta yang kontributif teori ini ialah siklus atma amfibi sebagian di air. Dari fertilisasi setakat berudu amfibi hidup di air, dan kemudian mengalami metamorfosis kerjakan hidup di darat. E. Pengertian Evolusi Evolusi adalah perubahan genotip puas satu populasi yang berlangsung secara perlahan-lahan dan memakan hari yang sangat lama. F. Teori Evolusi 1. Teori Evolusi Jean Lamarck Evolusi organik terjadi karena perubahan-perubahan yang disebabkan oleh yuridiksi lingkungan dan dapat diturunkan. Perlengkapan yang mengalami perubahan karena berkesinambungan dipakai, akan berkembang makin arketipe, dan organ yang tidak diperlukan lagi perkembangannya akan menurun, dan balasannya rudimentteori use dan disuse. Teori Lamarck ternyata keseleo setelah Weisman melakukan eksperimen lakukan menguji teori itu. 2. Teori Evolusi Charles Darwin a. Tipe yang terserah sekarang ialah turunan mulai sejak diversifikasi-spesies sebelumnya. b. Mekanisme evolusi berlangsung dengan seleksi alam. Wahyu Darwin akan halnya evolusi didasarkan atas pokok-pokok pikiran berikut a. bukan ada dua turunan yang sama; b. setiap populasi cenderung buat lebih banyak; c. untuk berkembang biak memerlukan kas dapur dan ruangan yang memadai; d. bertambahnya populasi tidak berjalan terus-menerus. G. Petunjuk Adanya Evolusi Beberapa bukti nan dianggap memberikan petunjuk adanya evolusi antara lain sebagai berikut 1. Tipe Makhluk Hidup Jenis yakni perbedaan yang ditemukan pada individu-bani adam dalam satu tipe. Jika versi tersebut hidup puas mileu yang berbeda, maka akan menghasilkan nasab yang farik lagi. Jadi, adanya macam merupakan tajali adanya evolusi yang menuju ke arah terbentuknya spesies baru. 2. Fosil Fosil-fosil yang ditemukan dalam lapisan bumi dari lapisan tua sampai mulai dewasa menunjukkan adanya perubahan secara berangsur-angsur. Dengan membandingkan sisa purba-fosil nan ditemukan di berbagai salutan bumi dapat diketahui adanya proses evolusi. Memori kronologi aswa yaitu satu contoh yang paling dikenal untuk menerangkan adanya perubahan-pertukaran tulangtulangan dari masa ke hari. 3. Homologi dan Perlengkapan Analogi Raga Homologi adalah organ-perlengkapan sosok hidup yang n kepunyaan bentuk bawah radiks yang sama, kemudian berubah strukturnya sehingga fungsinya berlainan. Misalnya, sayap kontol homolog dengan tangan manusia. Kaki depan kuda homolog dengan sirip dada ikan paus. Analogi adalah organ-radas tubuh yang mempunyai kebaikan sama sekadar kerangka asalnya berlainan. Contoh sayap serangga dengan sayap burung. 4. Embriologi Perbandingan Beberapa kelas vertebrata, seperti iwak, reptil, burung dan mamalia, sungguhpun tubuh individu dewasanya farik macam satu sama lainnya, namun fase sediakala dari kronologi embrionya sangat mirip. Makin mirip, makin rapat persaudaraan kekeluargaannya. 5. Wangsit secara Biokimia Jauh dekatnya kawin kekerabatan antara organisme satu dengan lainnya boleh ditunjukkan dengan uji secara biokimia yang disebut uji presipitin. Uji presipitin yakni uji adanya reaksi antara antigen-antibodi. Banyak sekurang-kurangnya sedimen yang terasuh akibat reaksi tersebut dapat digunakan bikin menentukan jauh dekatnya jalinan kekerabatan antara suatu organisme dengan organisme lainnya. 6. Perbandingan Fisiologi Organisme Organisme punya ciri-ciri ilmu faal yang sama, seperti respirasi, ekskresi, dan sebagainya. Meskipun ciri ilmu saraf dan jumlah sel nan membentuk setiap organisme farik-beda, terletak kemiripan-pertepatan kerumahtanggaan fisiologinya. 7. Petunjuk Perlengkapan Tubuh yang Tersisa Lega insan dan sejumlah macam hewan dapat dijumpai berbagai ragam alat tubuh yang tidak berfungsi. Gawai tubuh basyar yang tersisa antara lain umbai cacing apendiks dan tulang ekor. Plong burung kiwi, butuh yang lain bisa kalut, terdapat organ tubuh yang terbelakang umpama akibat penyusutan sayap. H. Mekanisme Evolusi terjadi karena adanya keberagaman genetik dan seleksi alam. Variasi genetik ditimbulkan oleh mutasi; rekombinasi gen-gen n domestik keturunan baru. I. Frekuensi Gen Pada proses evolusi terjadi perubahan kekerapan gen. Bila perbandingan antara genotip-genotip dalam satu populasi bukan berubah pecah suatu generasi ke generasi, maka kekerapan gen n domestik populasi tersebut suka-suka dalam keadaan seimbang. Frekuensi gen bakir dalam keseimbangan bila enggak terjadi migrasi; enggak cak semau alih tugas, atau harus ada kesamarataan mutasi di mana perubahan genetis ke satu arah diimbangi maka dari itu sejumlah alih tugas yang setimpal dalam arah berlawanan; tidak terjadi seleksi; reproduksi harus berlangsung rambang; populasi harus lautan. Bila frekuensi gen kerumahtanggaan suatu populasi cak semau n domestik situasi separas dolan HUKUM HARDY WEINBERG. Apabila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan fon p, dan alelnya dengan simbol q, maka menurut Hardy Weinberg p+q = 1 Bila frekuensi gen A = p dan kekerapan gen a = q, maka frekuensi genotip AA Aa aa = p2 2pq q2. Mekanisme terbentuknya varietas mentah disebabkan adanya ketertutupan nan merintangi aliran gen dari satu populasi ke populasi nan lain. Hal ini dapat terjadi karena 1. Isolasi maka dari itu Waktu Contohnya kuda. Kuda zaman eosin merupakan eohippuss-mesohippus-meryhippus-pliohippus-equus. Dari zaman eosin sampai sekarang koteng ahli paleontologi menduga mutakadim terjadi 150000 mutasi yang menguntungkan kerjakan setiap gen kuda. Dengan demikian, terletak cukup banyak perbedaan antara moyangnya dengan kuda yang kini. Oleh karena itu, kuda-kuda tersebut dinyatakan berbeda spesies. 2. Isolasi Geografi Kebanyakan biologiwan seia bahwa lahirnya jenis baru adalah hasil dari pemecahan geografis. Bila dua daerah mempunyai karakteristik berlainan, impitan pemilihan mileu terhadap populasi akan berbeda. Dan juga, diseminasi gen antarsubjenis akan tersayat. Contoh burung Fringgillidae yang mungkin terbawa badai dari pantai Equator ke kepulauan Galapagos. Oleh karena pulau-pulau itu jauh jaraknya, maka perkawinan populasi satu pulau dengan pulau lainnya rumit/enggak terjadi. 3. Domestikasi Domestikasi memindahkan makhluk-makhluk satwa liar dan pohon haram ke dalam lingkungan bau kencur nan diciptakan manusia. Situasi ini mengakibatkan timbulnya jenis hewan dan tanaman yang mempunyai sifat berhanyut-hanyut dari aslinya. 4. Alih tugas Kromosom Merupakan peristiwa terjadinya spesies mentah dengan cepat.
Konsepdan Teori Asal Usul Kehidupan dalam Biologi. Ruang Lingkup dan Manfaat Biologi Bagi Kehidupan. Biologi: Definisi, Karakteristik, Objek, Metode Ilmiah, Manfaat dan Bahayanya. Antonie Van Leeuwenhoek adalah seorang penemu mikroskop cahaya, dengan bantuan penemuannya, Antonie mengamati setetes air rendaman jerami dan ia melihat
ThreadChiiStudent •UMUM2 tahun yang lalu20TerjawabJawaban 20nanaStudent •GAP YEAR2 tahun yang lalu0BalasTerverifikasi0AnugrahwatiStudent •XII IPA2 tahun yang lalu0BalasBantu JawabPelajaranKuliah . 485 178 66 206 454 161 288 354

adanya mikroorganisme pada rendaman jerami